PANDANGAN ORMAS ISLAM TERHADAP DRAF KRITERIA BARU PENENTUAN KALENDER HIJRIAH DI INDONESIA
DOI:
https://doi.org/10.20414/ijhi.v17i1.41Keywords:
The draft of the new MABIMS criteria, the draft of the new MUI criteria, Hijri calendar, Indonesian Islamic organizations, Draf kriteria baru MABIMS, Draf kriteria MUI, kalender Hijriah, Ormas Islam IndonesiaAbstract
Discussion of the proposed draft of new MABIMS criteria and draft
of MUI criteria was made for a common interest and agreement deliberately for
the unification of the Hijri calendar in Indonesia. Some Islamic Organizations
in Indonesia had provided various views and attitudes towards the draft of the
new criteria. The views and attitudes of these mass organizations was various,
and only the Islamic Union (Persis) had accepted and used these criteria since
2012. The other organizations’ views were as follows: Nahdlatul Ulama(NU),
expressly stipulated that the initial stipulation of Ramad}an, Syawal, dan
Zulhijjah was based on rukyat, with hisab support. As like NU, al-Irsyad al-
Islamiyyah was still guided with rukyat. For it, hisab was just as a tool for
the implementation of rukyat properly and effectively. Similarly al-Jam’iyatul
Wasliyah, which was consisten guided on rukyat, but chose to use the criteria
of the workshop results in Cisarua Bogor in 2011M. While Muhammadiyah
until now had not determined the official attitude about the draft.
Pembahasan terhadap usulan draf kriteria baru MABIMS dan draf
kriteria MUI sengaja dibuat untuk sebuah kepentingan dan kesepakatan
bersama guna penyatuan kalender Hijriah di Indonesia. Beberapa Ormas
Islam di Indonesia telah memberikan berbagai pandangan dan sikap terhadap
draf kriteria baru tersebut. Pandangan dan sikap dari ormas-ormas tersebut
berbagai macam, dan hanya Persatuan Islam (Persis) yang menerima dan
menggunakan kriteria tersebut sejak tahun 2012. Adapun pandangan ormas
lainnya sebagai berikut: Nahdlatul Ulama (NU), dengan tegas menyatakan
bahwa penetapan awal bulan Ramadhan, Syawal, dan Zulhijjah berdasarkan
pada rukyat, dengan dukungan hisab. Sama seperti NU, al-Irsyad al-Islamiyyah
tetap berpedoman rukyat. Baginya, hisab hanya sebagai alat pembantu untukpelaksanaan rukyat secara tepat dan efektif. Begitu pula al-Jam’iyatul Wasliyah,
yang tetap berpedoman pada rukyat, namun memilih menggunakan kriteria
hasil dari lokakarya di Cisarua Bogor tahun 2011M.Sedangkan Muhammadiyah
sampai saat ini belum menentukan sikap resmi tentang adanya draf tersebut.
References
1329 H.
Anwar, Syamsul, Diskusi & Korespondensi Kalender Hijriah Global, Yogyakarta: Suara
Muahmmadiyah, 2014.
..................., Interkoneksi Studi Hadis dan Astronomi, Yogyakarta: Suara
Muhammadiyah, 2011.
Azhari, Susiknan,Kalender Islam ke Arah Integrasi Muhammadiyah-NU,Yogyakarta:
Museum Astronomi Islam, 2012.
..................., Hisab dan Rukyat Wacana untuk Membangun Kebersamaan di Tengah
Perbedaan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.
Departemen Agama RI, Almanak Hisab Rukyat, Jakarta: Direktorat Jenderal
Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1998/1999.
Djamaluddin, Thomas,Astronomi Memberi Solusi Penyatuan Umat, Bandung: LAPAN,
2011.
..................., Menggagas Fikih Astronomi: Tela’ah Hisab Rukyat dan Pencarian Solusi
Perbedaan Hari Raya, Bandung: Penerbit Kaki Langit, 2005.
..................., Menjajah Keluasan Lagit Menembus Kedalaman al-Qur’an, Bandung:
Hasanah Intelektual, 2006.
Hasan, Muhammad, Imkanar-Ru’yah di Indonesia (Memadukan Perspektif Fiqih dan
Astronomi), Disertasi tidak diterbitkan, Semarang: IAIN Walisongo, 2012.
Izzuddin, Ahmad, Fiqh Hisab Rukyah Di Indonesia (Sebuah upaya Penyatuan Madzhab
Rukyah dengan Madzhab Hisab), Jakarta: Erlangga, 2007.
Kementerian Agama RI, “Keputusan Menteri Agama RI 1 Ramad}an, Syawal dan
Z|ulhijjah 1381 H-1432 H/1962 M-2011 M”, Jakarta: Direktorat Urusan Agama
Islam dan Pembinaan Syariah, 2011.
Keputusan PBNU ini telah dijadikan suatu buku yang berjudul “Pedoman Rukyat
dan Hisab” diterbitkan oleh Sekretariat Jendral PBNU tahun 1994 M.
Lembaga Falakiyah PBNU, Pandangan Nahdlatul Ulama Tentang Usulan Kalender
Hijriyah Tunggal dan Usulan Kriteria ImkanuRukyah MABIMS Baru (Surat
Pandangan), Jakarta 27 Nopember 2017.
Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Pedoman Hisab
Muhammadiyah, Yogyakarta: Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat
Muhammadiyah, 2009.
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Hasil Mukatamar Nahdlatul Ulama ke 27
Situbondo, Semarang: Sumber Barokah, 1985.
Pengurus Pusat Muhammadiyah, Himpunan Putusan Majelis Tarjih
Muhammadiyah,Yogyakarta:PP Muhammadiyah, tt.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Tanfidz Keputusan Muktamar Muhammadiyah
Ke-47, Yogyakarta: Pimpinan Pusat Muhammadiyah, 2015.
Rahman, Abdur, Bughyatul Mustarsyidin fi taklhisi fatawa ba’di al-aimmati min almutaakhirina,
,Yaman Tarim:Dar al-Faqih, 2009.